Ternyata tetangga aku tuh, kalau malam hari hidupin air, krannya sampai meluber-luber......
Mama ku pernah bangunin mereka ketika mau selang air jam subuh. Mereka nggak terima. Kenapa harus dibangunin, kalau mau dimatiin dari meteran air, kita ga dapat air, bisa-bisa nggak mandi dan berangkat kerja.
 |
Property by berdigdaya.com |
Ribut Soal Tagihan Air
Kejadian ini berbulan-bulan, dia sampai bilang ke tetangga sesuai versinya. Kita sih bodo amat karena belum sampai ke telinga sendiri. Tapi mulai berubah, akhirnya mereka pasang kran otomatis jadi ga meluber lagi. Oh ya, kalau ditempat dia air mengalir duluan, kita harus menunggu dulu setelah dia selesai mengisi, kalau ga gitu airnya nggak ngalir ke tempat kita.
Memang sih tempat aku itu susah air, jadi harus begadang untuk nyelang. Pernah pagi-pagi tetangga ini (ayah si Zalea) ayahnya mgomong sama Mama aku.
“Kok ibu dapat saja air, kamu tidak, ibu ngambil air dari mana?”
“Begadang Pak, jam tiga subuh kami bangun, nampung air,”
“Oh iya, bisanya jam 12 sudah hidup, sekarang memang belum hidup,”
“Iya Pak, itupun jam 3 airnya masih kecil, nggak besar, saya kira Bapak dah nampung duluan, nanti kalau saya nampung air, saya bangunin Bapak,”
Pembicaraan Mama aku sama Bapak tetangga ini, enak dah pokoknya. Mama aku memang topikal supel, suka share, tapi kadang juga suka bablas kalau ngomong. Bablasnya kadang nurun sama aku wkwkwkw... 😂😂😂
Ya Mama aku menepati janji dong, dibangunin lah tetangga, eh, ga bangun. Oh ya, tetangga ini tinggal Kepala Rumah Tangga aja (Ibu Zalea) sudah lama meninggal. Karena sering dibangunin, si Zalea (anaknya) fitnah Mama aku mengganggu dan gatal. Aku sih masih woles, karena ga denger langsung.
Ribut Soal Tagihan Listrik
Oh ya, soal listrik. Listrik kita jadi naik 500 - 600 ribu per bulan. Dianya protes ke kita, dibilang kita boros, dia nyalahin kulkas kita yang baru aja di beli. Mama cerita ke aku. Aku bilang bilang itu kulkas cuma 220 watt, mesin cuci 220 watt itupun jarang dipakai karena sering laundry selarang, terus rice cooker 220 watt, kipas angin 2 masing-masing 75 watt. Ini mentok-mentok hitungannya cuma 200 ribuan, kata ku kepada Mama. TV pun juga jarang di hidupun, karena kita main HP.
Aku penasaran dong, tanya sama adeknya. Adeknya bilang dirumah mereka ada TV, Speaker aktif, ada kipas 3, Air Cooler portable 1 (badi dapat hadiah dari perusahan katanya) , rice cooker 1, mesin cuci, kulkas seken ex Singapur. Jadi aku diskusi sama Mama, ya memang mereka lebih gede, karena kulkas ex Singapur itu kan watt nya gede, belum lagi AC Portable mereka. Adiknya jawabnya agak sewot, mungkin kakaknya yang ajarin.
Mama ngasih tau, kalau tagihan listrik naik, gara-gara mereka yang boros, eh mereka nggak terima, bilang kalau kita iri sama peralatan elektorniknya. Ampun deh, ini ribut kecil, Mama aku di ceritain sama anak dan Bapak tetangga ke orang-orang. Lagi-lagi, belum sampi ke telinga kita.
Oh ya, soal sewa rumah, kita kan bayarnya ke Ibu kos, karena nggak kepengen bolak balik ke Bu Kos, Bu Kos juga maunya pakai cash, jadi nggak bisa transfer, Bu Kos saranin titip ke tetangga sebelah. Jadi Bu kos pernah nelfon Mama, bilangin kok kuta telat bayar berbulan-bulam terus sekarang. Di suruh contoh tetangga sebelah, bayarannya lancar sekarang, kok jadi kebalik.
Mama aku kaget, Mama bilang, setiap bulan bayar titip ke tetangga sebelah, bahkan belum jatuh tanggal bayar. Karena aku yang bayar kosannya. Usut punya usut, uang Mama aku di pakai buat kebutuhan pribadi mereka, jadi mereka jelek-jelekin kita ke Ibu kontrakan. Ibu kontrakan kaget juga. Ibu kontrakan sampai bilang,
“Bu saya lebih percaya ke Ibu, karena memang Ibu yang paling betah tinggal disana, udah mau setahun setengah ya Bu, bisanya sebulan atau tiga bulan dah pindah, nggak tahan sama sikapnya,”.
Mama aku jawabnya woles aja, selama nggak denger langsung dia ngomongin kita bodo amat. Tapi memang tetangga mukanya pada nggak suka sama kita.
Pas Mama aku bilangin ke tetangga sebelah, eh Ayahnya si Zalea ini sampai banting pintu kenceng banget. Bergetar lah jendela. Nggak terima dia. Karena bukan uang rumah aja yang dipake, tapi juga uang listrik.
Pernah waktu itu, PLN mau segel karena nunggak, Mama aku yang hadepin, Mama bilang, tiap bulan bayar terus, kok bisa disegel, akhirnya Mama aku mohon-mohon untuk ga disegel dulu. Sore pulang aku kerja baru dibayarin.
Aku pulang kerja, Mama gemes cerita kelakuannya keluarga Zalea. Mama kan udah bayar sesuai kesepakatan dibagi 2. Misalnya tagihan 500 dibagi 2. Bahkan Mama juga pernah full ngasih, jadi mereka terhutang setengah sama kita, tapi lama dibalikin uangnya, ditagih marah, belum lagi, kalau Mama ngasih lebih, kembaliannya kalau ga ditanya ga dibalikin, pas kita minta, jawabannya entar besok, entar besok. Anaknya yang si Z sinis sama Mama, belum lagi adiknya, duh!
More From Author
Bertetangga